Selasa, 11 Januari 2011

Sekecap Syukur

Sebuah hal yang sering terlupakan adalah syukur. Hal yang sering terlupakan dan membuat kita kufur adalah syukur. Kenapa kita sering melupakan syukur? Karena sering dari kita selalu memandang milik orang lain. Selalu membanding-bandingkan dengan apa yang diperoleh dari orang lain menurut kita itu jauh lebih baik.
Sering Syukur itu hanya muncul kala kita mendapat keselamatan satu garis di atas kekacauan. Namun sering kita lupa mensyukuri apa yang sering kita dapat karena menganggap itu hal wajar.
Sedikit kisah tentang syukur. Seorang anak yang diberi kepandaian dan kecerdasan otak selalu mendapat nilai seratus di hampir semua pelajaran. Dan ada seorang anak yang biasa saja mendapatkan nilai biasa saja bahkan mepet batas tuntas. Suatu ketika mereka melaksanakan Ujian akhir dengan kecerdasannya anak yang pertama mendapatkan nilai seratus di semua mata pelajaran dan anak yang kedua mendapatkan nilai kecil dan satu nilai yang sangat mepet sehingga membuatnya hampir tidak lulus. Anak yang kedua ini bersyukur atas nilai 0.01 yang diberikan Allah membuatnya bisa lulus. Namun, Anak yang pertama tadi merasa bangga dan merasa itu semua karena usaha dan kemampuannya sendiri. Inilah sebuah kesombongan atas kelebihan yang sering kita lihat di dunia ini.
Kisah kedua ini dari sebuah sumber yang saya lupa dimana membacanya. Namun, kisahnya kurang lebih seperti ini: Pada zaman dahulu ada seorang miskin yang hanya memiliki sepasang pakaian yang ia kenakan dan ia mengadu pada nabi saat itu. orang miskin itu berkata "Wahai Nabi, mintalah kepada Tuhan agar Ia memberiku harta yang cukup sehingga aku tidak kepanasan di waktu siang dan basah di waktu hujan, lalu mintalah agar Ia memberiku hingga aku tidak kelaparan seperti ini" Nabi pun bertanya " Apakah kamu bersyukur?" Si miskin tadi menjawab "bagaimana aku bersyukur, pakaianku compang camping, makan pun tak tentu dan rumah pun aku tak punya" Sambil tersenyum sang nabi menjawab "pulanglah". Belum lama berselang datanglah seorang yang kaya raya datang mengadu pada nabi "ya Nabi Allah, mintalah kepada Tuhanmu untuk mengurangi hartaku, sungguh aku selalu merasa tidak tenang karena hartaku yang banyak menjadi incaran para pencuri" sang nabi bertanya pertanyaan yang sama "apakah kamu bersyukur?" orang kaya tadi menjawab "Bagaimana aku tidak bersyukur aku diberinya sepasang mata untuk melihat keindahan ciptaannya, aku diberinya telinga yang baik untuk mendengar, aku diberinya mulut yang baik sehingga aku bisa bercakap-cakap, aku diberinya tangan yang dengannya aku bisa memegang dan aku diberinya kaki yang dengannya aku dapat berjalan". sekali lagi sang nabi tersenyum dan berkata "pulanglah". Beberapa saat berselang. Si miskin tadi semakin bertambah miskin, di cabutnya penglihatannya. ini karena Allah membenci orang yang kufur akan nikmatnya. Sedangkan si kaya tadi ditambahkan harta kekayaannya karena si kaya ini bersyukur bukan atas harta kekayaannya namun atas apa yang ia punya dan si miskin punya:tubuh yang lengkap.
Inilah sekecap syukur dan wajarlah kita takut miskin karena kemiskinan itu dekat dengan kekufuran. Namun jangan terlalu rakus akan harta karena setiap dari harta kita kelak akan di hisab bagaimana memperolehnya dan bagaimana kita menggunakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar